Rabu, 25 November 2009

15 Nopember 2009

Lelaki muda itu terpekur diam. Dihembuskannya asap rokok dengan keras seakan ingin melepaskan segenap pikiran yang mengelayut. Asap putih itu melayang-layang memenuhi ruangan tiga kali empat meter di samping kamar anaknya. Didekat jendela, di atas meja kecil tempatnya menaruh laptop tergeletak asbak kecil berwarna putih. Asbak itu sudah penuh dengan puntung rokok. Bahkan beberapa puntung rokok berceceran di sampingnya lengkap dengan abu rokok yang menambah aroma khas ruangan itu.

Diliriknya jam tangannya, pukul 4.30 AM tertera dengan jelasnya. Laptop miliknya masih menyala namun tidak dihiraukan. Wajah lelah menghiasi raut mukanya lengkap dengan pandangan kosong menerawang ke plafon rumahnya.

Detik jarum jam di ruang tamu menemaninya dalam sunyi.

Allahu Akbar...Allahu Akbar....
Tersentak lelaki muda itu mendengar asma Allah. Suara Adzan dari langgar sebelah komplek rumahnya menggetarkan gendang telinganya. Matanya berkaca-kaca, lalu lelaki muda itu bergegas berdiri mematikan rokok dan menutup laptopnya. Dengan mantap dia menuju ke kamar mandi, diambilnya air wudhu.

Kesegaran air wudhu menutupi wajahnya yang kusam, menyelusup masuk ke dalam hati lelaki muda itu. Dengan parau ia berkata "Ya Allah, maafkan hambamu yang lupa".

Tidak ada komentar: